Sekolah Alam Bahari (SAB): Solusi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Pesisir Melalui Pendidikan Konservasi Bahari


Selama ini semua potensi alam yang dimiliki Indonesia baik di hutan, pegunungan, maupun laut banyak yang hasilnya tidak bisa dinikmati oleh masyarakat di sekitarnya. Tangan-tangan asing telah masuk dan menjajah kembali Indonesia. Seakan peristiwa penjajahan beberapa ratus tahun yang lalu, sungguh kisah lama yang terulang kembali. Saat ini mereka menjajah kita dengan cara yang sedikit “halus”, namun masyarakat Indonesia banyak yang tidak menyadarinya. Selain itu, alam Indonesia yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke sedikit demi sedikit mulai mengalami kerusakan. Setiap tahun kerusakan itu bukannya berkurang, justru bertambah banyak. Aset bangsa yang berupa potensi alam yang luar biasa tersebut seharusnya bisa diolah dan dijaga masyarakat supaya hasilnya bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun apa daya, keterbatasan ilmu pengetahuan, rendahnya tingkat pendidikan, dan tingginya angka kemiskinan menyebabkan fikiran masyarakat kita tertutup akan hal itu.
Sudah saatnya generasi muda bangsa bangkit dan tidak boleh merasakan hal yang sama seperti kesakitan orang tua mereka. Tidak perlu menggunakan teknologi super canggih, namun berbekal potensi bahari yang dimiliki bangsa ini sebagai ujung tombaknya. Salah satu potensi alam Indonesia yaitu alam baharinya. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki sekitar 17.504 pulau dengan panjang garis pantai 95.181 km, sehingga negara kita memiliki potensi sumber daya wilayah pesisir laut yang besar (Abdullah et al., 1990 dalam Purnobasuki H.,2006). Pengolahan dan pemeliharaan potensi bahari harus terus dilakukan dengan optimal, salah satunya dengan melibatkan generasi muda untuk terjun langsung di dalamnya. Supaya generasi muda di masa mendatang lebih peduli dengan lingkungan dan dapat merawatnya dengan baik.
 Sekolah Alam Bahari
Sekolah Alam Bahari (SAB) merupakan salah satu wadah yang tepat untuk melibatkan generasi muda peduli terhadap alam baharinya. SAB adalah sekolah dengan konsep pendidikan bahari berbasis alam semesta. SAB bukanlah gedung bertingkat dan megah. SAB dapat dibuat secara unik dan natural dengan bangunan sekolah yang hanya berupa rumah panggung. Sekeliling SAB nantinya akan dikelilingi laut, pasir pantai, tumbuhan pantai, dan hiruk-pikuk wisatawan pantai. Sejak dini anak-anak dikenalkan dengan lingkungan kehidupan bahari yang nyata. Kenapa bahari? sebab, perhatian terhadap alam bahari saat ini mulai terlupakan. Kebanyakan yang dipelajari dalam pendidikan adalah alam yang itu-itu saja (monoton). Sehingga perlunya pengenalan alam bahari kepada siswa.
Dalam kehidupannya manusia sangat erat ketergantungannya dengan alam. Apalagi masyarakat pesisir yang terpinggirkan dan jauh dari kota. Perlulah mengenali potensi alam bahari sebagai proses pendidikan cinta lingkungan dan pendidikan konservasi lingkungan. SAB bisa memberikan program untuk para siswanya berupa pelatihan pengolahan rumput laut, budidaya ikan, pemeliharaan mangrove, pelatiahan bahasa inggris supaya siswa bisa berkomunikasi dengan wisatawan asing, konservasi terumbu karang, dan lain sebagainya. Sejak dini, siswa SAB diperkenalkan dengan kegiatan konservasi untuk alam baharinya. Semua proses pembelajaran yang berlangsung di SAB dalam suasana fun learning. Belajar di alam bahari terbuka, tanpa tekanan dan jauh dari kebosanan. Dengan menggunakan konsep fun learning, SAB telah mengubah sekolah menjadi sebuah miniatur kehidupan yang tidak saja natural dan riil, tetapi juga indah dan nyaman. Proses belajar berubah menjadi aktivitas kehidupan riil yang dihayati dengan penuh kegembiraan. Dengan begitu akan tumbuh kesadaran pada anak-anak bahwa belajar adalah asyik dan sekolahpun menjadi identik dengan kegembiraan. Metode pembelajaran yang digunakan untuk mendukung suasana tersebut, yaitu metode Tematik. Dimana suatu tema diintegrasikan dalam semua mata pelajaran. Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bersifat integratif, komprehensif dan aplikatif. Dengan metode ini mereka belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru, tetapi juga dengan melihat, menyentuh, merasakan dan mengikuti keseluruhan proses dari setiap pembelajaran. Sekolah Alam Bahari berusaha membangun kemampuan-kemampuan dasar anak yang membuatnya proaktif dan adaptif terhadap perubahan-perubahan lingkungan  bahari.
By: Dhany Pangestu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About us